Depresi atau
biasa disebut sebagai gangguan afektif merupakan salah satu bentuk psikosis.
Ada beberapa pendapat mengenai definisi dari depresi, diantaranya yaitu :
Menurut National Institut of Mental Health, gangguan depresi dimengerti sebagai
suatu penyakit “ tubuh yang menyeluruh “ ( whole-body ), yang meliputi tubuh,
suasana perasaan ( mood ), dan pikiran.
Southwestern Psychological Services memiliki pendapat yang mirip dengan
National Institut of Mental Health bahwa depresi adalah dipahami sebagai suatu
penyakit, bukan sebagai suatu kelemahan karakter, suatu refleksi dari kemalasan
atau suatu ketidakmauan “ untuk menoba lebih keras “.
Staab
dan Feldman menyatakan bahwa depresi adalah suatu penyakit yang menyebabkan
suatu gangguan dalam perasaan dan emosi yang dimiliki oleh individu yang
ditunjuk sebagai suasana perasaan.
Secara umum, depresi sebagai suatu gangguan alam perasaan perasaan sedih yang sangat mendalam, yang bisa terjadi setelah kehilangan seseorang atau peristiwa menyedihkan lainnya, tetapi tidak sebanding dengan peristiwa tersebut dan terus menerus dirasakan melebihi waktu yang normal.
Secara umum, depresi sebagai suatu gangguan alam perasaan perasaan sedih yang sangat mendalam, yang bisa terjadi setelah kehilangan seseorang atau peristiwa menyedihkan lainnya, tetapi tidak sebanding dengan peristiwa tersebut dan terus menerus dirasakan melebihi waktu yang normal.
B .
Gejala-gejala depresi
Menurut Diagnostic and Statistical Manual IV - Text Revision (DSM IV-TR)
(American Psychiatric Association, 2000), seseorang menderita gangguan depresi
jika:
lima
(atau lebih) gejala di bawah telah ada selama periode dua minggu dan merupakan
perubahan dari keadaan biasa seseorang serta sekurangnya salah satu gejala
harus emosi depresi atau kehilangan minat atau kemampuan menikmati sesuatu.
a) Keadaan emosi depresi /
tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari, yang ditandai
oleh laporan subjektif (misal: rasa sedih atau hampa) atau pengamatan orang
lain (misal: terlihat seperti ingin menangis).
b) Kehilangan minat atau
rasa nikmat terhadap semua, atau hampir semua kegiatan sebagian besar waktu
dalam satu hari, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau
pengamatan orang lain)
c) Hilangnya berat
badan yang signifikan saat tidak melakukan diet atau bertambahnya berat badan
secara signifikan (misal: perubahan berat badan lebih dari 5% berat badan sebelumnya
dalam satu bulan)
d) Insomnia atau hipersomnia
hampir setiap hari
e) Kegelisahan atau
kelambatan psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang lain, bukan
hanya perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat)
f) Perasaan
lelah atau kehilangan kekuatan hampir setiap hari
g) Perasaan tidak berharga
atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak wajar (bisa merupakan delusi)
hampir setiap hari
h) Berkurangnya kemampuan
untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau sulit membuat keputusan, hampir setiap
hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain)
i) Berulang-kali
muncul pikiran akan kematian (bukan hanya takut mati), berulang-kali muncul
pikiran untuk bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau
rencana yang spesifik untuk mengakhiri nyawa sendiri.
Adapun bagi ibu hamil, tanda-tanda atau gejala yang menunjukkan mengalami
depresi tidak jauh atau sama halnya dengan gejala-gejala di atas dan waktunya
pun kurang lebih 2 minggu, yakni diantaranya sebagai berikut :
ditandai
dengan perasaan muram, murung, kesedihan tidak bisa atau sulit berkonsentrasi,
mengingat, atau mengambil keputusan pekerjaan dan aktivitas sehari-hari
terganggu hubungan calon ibu dengan orang-orang sekitarnya terganggu kondisi
ibu mengancam keselamatan janin Putus asa, terkadang beberapa ada yang merasa
cemas kadang-kadang dapat sarkastik, nihilistic, tegang, kaku dan menolak
intervensi terapeutik Selain itu, gejala di atas biasanya disertai perubahan
nafsu makan dan pola tidur, harga diri yang rendah, hilangnya energi dan
penurunan dorongan seksual.
Ada 2
fase penatalaksanaan farmakologis yang digambarkan dalam Panel Pedoman Depresi
( Depression Guideline Panel ) :
1)
Fase akut
Gejalanya
ditangani, dosis obat disesuaikan untuk mencegah efek yang merugikan dan klien
diberi penyuluhan.
2)
Fase lanjut
Klien
dimonitor pada dosis efektif untuk mencegah terjadinya kambuh. Pada fase
pemeliharaan, seorang klienyang beresiko kambuh sering kali tetap diberi obat
bahkan selama remisi.
Untuk
klien yang dianggap tidak beresiko tinggi mengalami kambuh, pengobatan
dihentikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar